CERITA KAMPUNG TARONDAM



CERITA  KAMPUNG  TARONDAM


 Cerita "Kampung Tarondam" yang ditulis oleh Devi Fauziyah Ma'rifat berasal dari daerah Riau. Cerita ini mengisahkan tentang Negeri Saban yang dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana bernama Raja Bandara. Negeri ini sangat subur, penduduknya bertani, berladang, dan menyadap karet. Raja sangat memikirkan kemakmuran rakyatnya. Suatu hari, raja pergi berburu ke hutan dan mendapatkan seekor kera putih yang kemudian dibawa ke istana dan dianggap seperti anaknya sendiri. Kera putih ini diberi nama Kasih. Raja Bandara belum memiliki istri tetapi ia harus segera menemukan putra mahkota sebagai penerus tahta kerajaan. Raja yang sangat menyayangi kera Kasih, berniat menikahkannya dengan seorang pemuda baik bernama Malim Sampai. Saat akan dinikahkan, Malin Sampai sangat terkejut ketika melihat pengantin wanitanya adalah seekor kera betina. Malin Sampai pun berteriak dan berbicara kepada raja bahwa ia tidak dapat menerima semuanya. Tiba-tiba, air bah pun datang hingga menggenangi seluruh kerajaan. Akibat perbuatan tidak adilnya pada Malin Sampai, kerajaan yang dipimpin Raja Bandara pun hilang dalam sekejap terendam air bah. Hingga saat ini, daerah ini dikenal dengan ‘Kampung Tarondam’ dan bukit yang berada di tengahnya diberi nama ‘Bukit Kasih Tak Sampai’.

Cerita ini mengajari kita bahwa meski sangat menginginkan sesuatu, kita tidak boleh melakukan cara-cara yang dapat merugikan orang lain untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagai seorang pemimpin, kita tidak boleh menggunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi. Kita harus menjalani kehidupan dengan baik dan bermanfaat bagi orang lain.

Komentar